AN Uyung Pramudjarja – detikHelath
Rabu, 24/10/2012 18:02 WIB
Jakarta,
Secara naluriah, tampil nyentrik di usia remaja adalah normal karena masih
dalam masa pencarian jati diri. Hanya saja kalau berlebihan dan tidak pada
tempatnya, tidak usah kaget kalau dikatakan dandanannya mirip seperti 'orang
gila'.
Pemahaman yang simpang-siur tentang istilah 'gila' membuat para remaja
berpenampilan eksentrik atau nyentrik jadi korban. Gila sering jadi istilah
untuk menyebut penampilan atau perilaku tidak lazim, sementara pengidap
gangguan jiwa skizofrenia juga disebut dengan istilah yang sama.
"Sebenarnya kalau eksentrik itu lebih ke skizotipal. Dekat dengan
skizofrenia, tetapi ambangnya beda. Tidak semua jadi skizofrenia," kata dr
Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K), psikiater anak dan remaja dari RSJ Soeharto Heerdjan
saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Rabu (24/10/2012).
Menurut dr Suzy, sekedar tampil eksentrik dengan tato maupun gaya rambut yang
aneh-aneh tidak perlu harus diartikan sebagai gangguan jiwa. Dalam masa
pencarian jati diri, adalah hal yang wajar kalau para remaja suka bereksperimen
termasuk soal penampilan.
Kecenderungan untuk menjadi skizofren atau 'gila' dalam pemahaman orang awam
hanya muncul kalau memang remaja nyentrik tersebut punya faktor risiko.
Misalnya semasa kecil sikapnya interovert atau tertutup, sering curiga atau
paranoid dan mendapat pola pengasuhan yang salah dari orangtua.
Faktor genetik juga bisa ikut berperan, namun dr Suzy mengatakan pengaruhnya
sangat kecil. Tidak ada data pasti, tetapi kalau diambil kasarnya maka
kira-kira tidak akan lebih dari 10 persen dari semua faktor risiko yang ada
termasuk pengaruh lingkungan dan pola asuh keluarga.
Mengenai anggapan bahwa ada banyak musisi dan seniman yang punya gangguan jiwa,
dr Suzy tidak membantah meski juga tidak yakin bahwa hal itu ada hubungannya
dengan penampilannya yang nyentrik. Hubungannya justru lebih dekat pada
kreativitasnya yang tinggi.
"Gangguan bipolar itu kalau lagi sedih, sedih sekali dan kalau senang,
senang sekali. Idenya banyak dan membutuhkan tidur yang lebih sedikit, makanya
cenderung lebih kreatif," kata dr Suzy mengomentari gangguan bipolar yang
kabarnya diderita juga oleh Kurt Cobain, vokalis Nirvana yang meninggal karena
bunuh diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar