Kamis, 21 Desember 2017

Coming Soon - Talenta Center Bandung

                                  Bismillahirohmanirohim
                       Talenta Center Bandung (Coming Soon)
                       Metro MTC Blok c7 Jl. Soekarno Hatta
                                Bandung Timur, Jawa Barat.

Islamic Green School - Qur'an Center - Sekolah Tahfidz Islamic Green School


Info Lebih Lanjut Hubungi Nomer 0858-8527-9177 / 0877-2284-1801

Selasa, 03 Oktober 2017

Tanya Dokter Psikiater Anak & Remaja Online


Jika ada pertanyaan Tentang Psikiater Anak & Remaja Silahkan Kirim Ke Alamat Email 

talentaanakspesial@gmail.com


Dengan Subject : Tanya Psikiater



(Pertanyaan langsung dijawab oleh Dokter Psikiater Anak & Remaja)


Senin, 02 Oktober 2017

PERBEDAAN PSIKIATER & PSIKOLOG

Dari Background Pendidikan

Psikiater : Tamat sekolah kedokteran minimal 6 Tahun, lalu lanjut ambil program spesialisasi Psikiatri selama minimal 4 tahun dan jika ingin mengambil subspesialisasi bidang anak & remaja maka harus kelanjutkan kembali pendidikan selama 2 tahun.


Psikolog : tamat Sarjana psikologi mininmal 4 Tahun. lalu lanjut ke profesi Psikologi selama minimal 2 tahun.
Bila Praktek, Seorang psikiater basicnya adalah dokter, sedangkan Psikolog basicnya adalah sarjana psikologi & bukan dokter.

Sabtu, 23 September 2017

PERKEMBANGAN SOSIAL, KOMUNIKASI, DAN KOGNITIF MILESTONE SAMPAI USIA 1 TAHUN

Ayah bunda, bisa melakukan observasi untuk melihat apakah ananda mengalami keterlambatan dalam komunikasi dan sosial atau tidak . Bagan dbawah ini bisa membantu ayah bunda melakukan deteksi dini sekaligus memberi stimulasi atau rangsangan kepada putra putrinya.

Jika ditemukan masalah dalam perkembangannya , maka secepat mungkin datang ke profesional untuk mendapatkan diagnosis yang tepat akan masalah yang dialami ananda. Jangan sekali -kali melakukan terapi tanpa mengetahui apa yang sebenarnya, sehingga upaya terapi atau penanganan dapat dilaksanakan bila sudah ada diagnosis yang mendekati ketepatan.

Diagnosis bisa saja berubah berdasarkan pengamatan awal yang ditetapkan oleh Profesional dibidangnya namun tidak akan jauh dari pola perkembangan anak. jadi tidak akan bermasalah dalam perkembangannya. Kegunaan diagnosis yang tidak kalah penting adalah menentukan prognosis atau tingkat keparahan gejala atau masalah yang dialami ananda kedepannya sehingga orangtua punya perencanaan yang tepat apa yang akan dilakukan terhadap putra/putrinya.

Jadi pastikan ananda ditangani oleh Tim yang tepat. Jangan sampai ananda menjadi korban akan janji -janji palsu yang tidak ada dasar ilmiahnya.

PERKEMBANGAN SOSIAL, KOMUNIKASI, DAN KOGNITIF MILESTONE SAMPAI USIA 1 TAHUN
Usia (Minggu)
Sosial Afektif
Komunikatif
Kognitif
0-4
Melihat wajah caregiver
Membuat suara kecil, suara parau
Merespon terhadap suara
4-8
Tersenyum
Mengoceh spontan
Berekspresi terhadap suara
8-12
Mengenali ibunya
Satu huruf vokal
Melirik sesuatu yang ada di tangan
12-16
Tersenyum saat melihat wajah di cermin
Cekikikan (chukles)
Merespon terhadap hal yang membuat gembira
16-20
Menyadari suatu keadaan yang baru
Tertawa
Memasukan mainan/benda ke dalam mulut
20-24
Memperlihatkan perasaan tidak senang apabila kehilangan mainan
Bersuara spontan
Tertarik dengan benda yang dilihat
24-28
Dapat berinteraksi
Mengikuti music atau lagu
Membanting benda
28-32
Memperlihatkan ekspresi cemas bila bertemu orang asing
Dapat mengucapkan beberapa suku kata
Shakes rattle
32-36
Mengikuti gerakan orang dewasa
Mengeluarkan kata tanpa arti “da”, “ba”
Bermain dengan dua mainan secara bersamaan
36-40
Waves bye-bye
 Mengucapkan kata “dada”, “mama” (tidak speifik)
Mencari barang yang tertup sesuatu
40-44
Berhenti melakukan sesuatu apabila diperintah
Mengucapkan kata “dada”, “mama” (speifik)
Menggambungkan beberapa mainan
44-48
Bermainan di depan cermin
Mengucapkan satu kata selain “mama” dan “dada”
Bisa memilih mainan yang di sukai
48-52
Mulai bermain bersama orang dewasa
Mengucapkan dua kata selain “mama” dan “dada”
Menggunakan krayon

Sumber : Volkmar R.F, Martin A. Essentials of Lewis’s Child and Adolescent Psychiatry. Lippincot Williams and Wilkins. Philladelpia. 2011

Selasa, 19 September 2017

CARA MENSTIMULASIKAN ANAK USIA 3-12 BULAN

1. MEMBANGUN KEDEKATAN
Menggendong dan memeluk anak, ajak anak berbicara, bersenandung dapat berupa lagu anak, shalawat (bagi  yang muslim) atau puji-pujian bagi anak.
    Tujuannya : Membangun Ikatan antara anak dengan ibu atau pengasuh utama.
    2. BERMAIN SAAT MANDI
-  Pada saat memandikan anak, ibu atau pengasuh utama sebaiknya berbicara pada anak setiap tindakan yang dilakukannya. Misalnya pada saat membasahi tubuh bayi katakan ”nak...tubuhmu di basahi ya..” atau “di sabuni kakinya..”
-   Berikan kesempatan pada anak untuk bermain air. Baringkan anak sejenak dalam bak mandi anak.
-  Pada saat anak di keringkan dengan handuk, ibu atau pengasuh utama dapat menyebutkan setiap bagian anggota tubuh yang sedang di lap.
-  Pada saat ibu atau pengasuh utama memakaikan pakaian pada anak, ibu atau pengasuh utama dapat memperkenalkan konsep kiri dan kanan “masukkan tangan kananmu ya nak..”
-   Sesekali gosokkan sisir dengan lembut  pada lengan anak.

Tujuannya:
-       Membangun ikatan lebih dekat dengan anak.
-       Memberikan pengalaman pada anak tentang basah dan kering, hangat dan dingin, serta licin dan kesat.
-       Memperkenalkan konsep atas dan bawah, kiri dan kanan, serta depan dan belakang.
-       Mengenal bagian tubuh
3.   3. BERMAIN CILUKBA
-     Baringkan anak dan ajaklah bermain ci luk ba dan sesekali gelitiklah anak.
Tujuannya : Memperkenalkan pada anak bahwa benda jika tidak terlihat akan selalu ada
4.   4. MENGENAL ASAL SUARA
-   Alat yang digunakan marakas dari botol air kemasan yang diisi oleh kerikil, beras, dan biji-bijian. Bunyikan maraks tersebut di sekitar anak. Lakukan kegiatantersebut hingga anka menoleh pada arah asal suara datang Ibu atau pengasuh utama dapat memanfaatkan bahan lain yang mengeluarkan bunyi misalnya dari plastik kantong kresek, jentikan jari, tepukan, kerincingan, atau berbagi benda yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian Rangsanglah anak untuk menggapai benda tersebut.
    Tujuannya : Melatih anak mencari arah datangnya suara
    5. MELIHAT BENDA YANG BERGERAK
  >  Ayunkanlah benda berwarna cerah dihadapan anak dengan perlahan dari kanan ke kiri dan arah sebaliknya
  > 
Rangsang anak untuk menggapai benda tersebut.     Ibu atau pengasuh utama dapat membuat gambar wajah dari karton
  >  kardus bekas yang bersih dan gambarlah wajah sederhana yang terdiri dari mata hidung dan mulut.

 
Tujuannya : Melatih penglihatan anak

6. MENENDANG-NENDANG
-  Gantuglah beberapa benda dengan seutas tali, misalnya kerincingan, kertas, kaos kaki anak, rangkaian jepitan jemuran, roncean sendok plastik, roncean kancing, dsb.
Baringkan kemudian rangsang kaki anak untuk menggapai benda tersebut dengan menepu-nepuk bagian telapak kaki anak.
Tujuannya : Melatih kekuatan otot dan gerak kaki anak.
     7. DUDUK YUK
-  Baringkan bayi, kemudian letakkan jari pada telapak tangan anak, biarkan anak menggenggam jari, kemudian tarik perlahan-lahan. Lakukan secara berulang-ulang hingga bayi mau mengangkat badannya sendiri.Jangan paksakan jika anak belum mau mengangkat dirinya sendiri.

Jika anak sudah bisa duduk.Sandarkan anak pada diri anda,kemudian lakukan gerakan senam,misalnya pegang  kedua lengan anak kemudian lakukan gerakan menyilang,akan lebih menyenangkan jika sambil diperdengarkan lagu anak-anak.

Tujuannya : Melatih anak untuk duduk,Jika anak terlihat siap untuk duduk.  
     8. MENGENAL MAKANAN BARU
-  Jika ingin memberikan makanan tambahan atau memperkenalkan makanan baru pada anak,sebaiknya  makanan tidak dicampur aduk.
-   Perkenalkan makanan satu persatu tanpa perasa tambahan seperti garam dan gula.
-   Tekstur makanan (lembek kerasnya makanan) disesuaikan dengan kebutuhan usia anak.
     Tujuannya : Memperkenalkan rasa makanan baru
      9. MERANGKAK DAN MERAYAP
    -   Jika anak sudah muai merangkak dan merayap,letakkanlah beberapa benda dihadapan anak.
-   Ibu atau pengasuh utama dan anak merangkak bersama bermain kejar-kejaran.
    -   Jika memungkinkan sediakan bantal dengan berbagai ukuran sehingga anak dapat memanjat bantal-bantal tersebut.
   -   Letakan kardus besar yang sudah di bersihkan,buka kedua sisinya seperti terowongan,ajak anak untuk melintasi           terowongan kardus tersebut.

Tujuannya : Melatih gerak koordinasi tangan, kaki, dan mata
    10.   MERAMBAT
-   Dekatkan anak pada dinding,kursi atau meja yang stabil/ajeg. Berikan kesempatan anak untuk meraih dinding, kursi atau meja.
-   Kemudian rangsang anak untuk merambat sepanjang tembok, kursi atau meja tersebut.
-   Pastikan tidak ada benda apapun diatas meja dan pilihlah kursi atau meja yang tidak memiliki sudut yang tajam.

Tujuannya : Melatih kemampuan anak untuk berdiri sendiri dan berjalan.

PELATIHAN PENDAMPING INDIVIDU BERKEBUTUHAN KHUSUS

DAFTARKAN SEGERA & SEKARANG JUGA !!!! Reservation Now 0877-7093-2946/0817-844-378


Minggu, 17 September 2017

Keterampilan Pada Anak Retardasi Mental

DR. Dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K)
Psikiater Anak
Banyak pertanyaan dari orangtua , mengenai kemajuan anaknya . Apalagi jika anaknya dengan Autisme . Pertanyaan yang sering muncul adalah , kenapa anaknya lama perkembanganya , tidak seperti anak lain. Apakah terapisnya kurang kurang pengalaman ya dok? Apakah penanganan anak saya terlambat?
Pertanyaan tersebut seringkali muncul .
Biasanya saya akan mengatakan bahwa anak ibu bukan saja di Diagnosis Autisme , tapi juga Retardasi mental atau yang sekarang lebih dikenal dengan Global Developmental delay . Maka penanganan anak ibu harus lebih ekstra , karena disamping Autisme juga mengalami Retardasi mental, apalagi dengan retardasi mental . Sebaiknya orangtua tahu derajat retardasi mental anaknya.
Saya biasanya menjelaskan kepada orangua pada saat sesion konsultasi, jika orangtua bertanya mengenai perkembangan anaknya. Tapi kebanyakan orangtua tidak siap menerima keadaan sesungguhnya dari anaknya , maka seringkali mereka denila atau menyangkal, untuk itu lebih baik mulai sekarang ayah bunda belajar untuk lebih mengenali ananda lebih jeli dan intensif bertanya pada ahlinya . Ananda seharusnya mendapatkan penanganan yang komprehensif .

Pelatihan Self-help, Keterampilan Praktis dan Keterampilan Sosial pada anak dengan retardasi mental atau global developmental delay

Anak normal
mempelajari keterampilan hidup sehari-hari (makan, berpakaian, toilet training, dan keterampilan sosial seperti bermain, dan berinteraksi dengan orang lain) dengan mudah, yaitu dengan  mengamati orang lain dan bimbingan orang dewasa. Tapi anak-anak dengan retardasi mental sering tidak mampu mempelajari  keterampilan-keterampilan tersebut. Melalui upaya sistematis dan menggunakan teknik yang tepat, sangat mungkin untuk mengajar dan melatih mereka melakukannya. Tekhnik dengan modifikasi tingkah laku sangat berguna dan efektif dalam penatalaksanaan anak-anak dengan retardasi mental, termasuk di antaranya :
  • Reinforcement positif dan pemberian reward: Memperhatikan, memuji anak dan memberikan beberapa hadiah seperti permen atau mainan setiap kali anak menunjukkan perilaku yang diinginkan atau berusaha untuk belajar, dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar.
  • Modelling : Menunjukkan anak bagaimana cara melakukan sesuatu dan mendorong anak untuk memulai melakukan hal yang sama merupakan metode yang bagus untuk mengajarkan anak. Ini lebih baik daripada hanya secara lisan mengatakan atau menginstruksikan anak.
  • Shaping: yaitu mengajarkan bentuk sederhana dari sebuah aktivitas yang rumit, kemudian secara perlahan menaikkan tingkat kesulitannya.
  • Chaining: Sebuah kegiatan, seperti berpakaian, dapat dipecah menjadi beberapa langkah kecil yang berurutan. Anak dapat diajarkan keterampilan ini langkah demi langkah. Seringkali, back-chaining atau mengajarkan terlebih dahulu  langkah terakhir dan kemudian  mundur merupakan cara yang lebih efektif.
  • Physical guidance : Jika anak tidak dapat belajar dengan cara modelling, ia dapat diajarkan dengan cara memegang tangan anak dan menunjukkan mereka bagaimana suatu hal dilakukan. Setelah pengulangan seperti itu, bimbingan secara fisik ini dapat perlahan-lahan ditarik sehingga anak belajar untuk melakukan tugas secara independen

MENGENALI TAHAPAN PERKEMBANGAN BICARA ANAK & DETEKSI DINI KELAMBATAN BICARA



DR. Dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K)
Psikiater Anak

Jika perkembangan bahasa anak tidak sesuai dengan usia seperti tercantum dibawah ini. Silahkan konsultasi.
 Tahapan  perkembangan bicara dan bahasa pada anak normal.
Umur (bulan)
Bahasa reseptif
(bahasa pasif)
Bahasa ekspresif
(bahasa aktif)
1
Kegiatan anak terhenti akibat suara
Vokalisasi yang masih sembarang, terutama huruf hidup
2
Tampak mendengarkan ucapan pembicara, dapat tersenyum pada pembicaraan
Tanda-tanda vokal yang  menunjukkan perasaan senang, senyum sosial
3
Melihat kearah pembicara
Tersenyum sebagai jawaban terhadap pembicara
4
Memberi tanggapan yang berbeda terhadap suara bernada marah/senang
Jawaban vokal terhadap rangsang sosial
5
Bereaksi terhadap panggilan namanya
Mulai meniru suara
6
Mulai mengenal kata-kata ”da da, papa, mama”
Protes vokal, berteriak kerana kegirangan
7
Bereaksi terhadap kata-kata naik, kemari, dada
Mulai menggunakan suara mirip kata-kata kacau
8
Menghentikan aktifitas bila namanya dipanggil
Menirukan rangkaian suara
9
Menghentikan kegiatan bila dilarang
Menirukan rangkaian suara
10
Secra tepat menirukan variasi suara tinggi
Kata-kata pertama mulai muncul
11
Reaksi terhadap pertanyaan sederhana dengan melihat atau menoleh
Kata-kata kacau mulai dapat dimengerti dengan baik
12
Reaksi dengan melakukan gerakan terhadap berbagai pertanyaan verbal
Mengungkapkan kesadaran tentang obyek yang telah akrab dan menyebu namanya
15
Mengetahui dan mengenali nama-nama bagian tubuh
Kata-kata yang benar terdengar diantara kata-kata yang kacau, sering dengan disertai gerakan tubuhnya
18
Dapat mengetahui dan mengenali gambar-gambar obyek yang sudah akrab denganya jika obyek tersebut disebut namanya
Lebih banyak menggunakan kata-kata daripada gerakan untuk mengungkapkan keingingannya.
21
Akan mengikuti petunjuk yang berurutan (ambil topimu dan letakkan di atas meja)
Mulai mengkombinasikan kata-kata (mobil papa, mama berdiri)
24
Mengetahui lebih banyak kalimat yang lebih rumit
Menyebut nama sendiri