Resiliensi
adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan tidak menyerah pada
keadaan-keadaan yang sulit dalam hidupnya, serta berusaha untuk belajar dan
beradaptasi dengan keadaan tersebut dan kemudian bangkit dari keadaan tersebut
dan menjadi lebih baik. Resiliensi merupakan gambaran dari proses dan hasil
kesuksesan beradaptasi dengan keadaan yang sulit atau pengalaman hidup yang
sangat menantang, terutama keadaan dengan tingkat stres yang tinggi atau
kejadian- kejadian traumatis. Seseorang dikatakan mempunyai resiliensi yang
baik adalah ketika ia mampu mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang
berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan
CARA MEMBENTUK RISILIENSI PADA ANAK
Kemampuan yang
membentuk resiliensi antara lain adalah; Pertama
adalah regulasi emosi, yaitu kemampuan untuk tetap tenang di bawah kondisi yang
menekan. Emosi yang dirasakan oleh anak cenderung berpengaruh terhadap orang
lain. Semakin kita terasosiasi dengan kemarahan maka kita akan semakin menjadi
seorang yang pemarah Akan tetapi tidak semua emosi yang dirasakan oleh individu
harus dikontrol. Tidak semua emosi marah, sedih, gelisah dan rasa bersalah
harus diminimalisir. Hal ini dikarenakan mengekspresikan emosi yang kita
rasakan baik emosi positif maupun negatif merupakan hal yang konstruksif dan
sehat, bahkan kemampuan untuk mengekspresikan emosi secara tepat merupakan
bagian dari resiliensi. Keterampilan yang dapat memudahkan individu untuk
membantu meregulasi emosi, yaitu tenang dan fokus serta mengontrol emosi yang tidak
terkendali, menjaga fokus pikiran individu ketika banyak hal-hal yang
mengganggu, serta mengurangi stres yang dialami oleh individu. Kedua adalah mampu mengontrol keinginan,
dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri. Ketiga, optimis
yaitu yakin akan masa depan yang cerah yang
dibarengi dengan usaha yang signifikan untuk mewujudkannya. Ketiga adalah analisis penyebab, yaitu
kemampuan individu untuk mengidentifikasikan secara akurat penyebab dari
permasalahan yang mereka hadapi. Anak yang tidak mampu mengidentifikasikan
penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi secara tepat, akan terus menerus
berbuat kesalahan yang sama. Keempat,
Empati, yaitu anak dilatih untuk memiliki kemampuan yang cukup mahir dalam
menginterpretasikan bahasa-bahasa nonverbal yang ditunjukkan oleh orang lain,
seperti ekspresi wajah, intonasi suara, bahasa tubuh dan mampu menangkap apa
yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Oleh karena itu, seseorang yang
memiliki kemampuan berempati cenderung memiliki hubungan sosial yang positif. Ketidakmampuan
berempati berpotensi menimbulkan kesulitan dalam hubungan sosial. Kelima , problem solving adalah kemampuan memecahan masalah yang baik. Keenam adalah kemampuan individu meraih
aspek positif dari kehidupan setelah kemalangan yang menimpa . Banyak individu yang tidak mampu untuk meraih aspek positif dikarenakan
mereka telah diajarkan sejak kecil untuk sedapat mungkin menghindari kegagalan
dan situasi yang memalukan. Harus menjadi perhatian anak yang seringkali memiliki
rasa ketakutan terus menerus untuk mengoptimalkan kemampuan mereka
Islamic Green
School adalah sekolah berbasis akhlaq, yang menekankan pembentukan risiliensi
untuk survive dalam kehidupan nantinya . Dengan modal akhlaq, karakter kokoh
dan kemampuan sesuai minat dan bakat maka riliensi adalah suatu kemampuan yang
harus dimiliki oleh siswa agar tidak mudah jatuh jika menghadapi kesulitan dan
mudah bangkit dan bangkit lagi terus menerus untuk menggapai khalifah fil ardhi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar