Selasa, 23 Mei 2017

Principhal Islamic Green School

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan tidak menyerah pada keadaan-keadaan yang sulit dalam hidupnya, serta berusaha untuk belajar dan beradaptasi dengan keadaan tersebut dan kemudian bangkit dari keadaan tersebut dan menjadi lebih baik. Resiliensi merupakan gambaran dari proses dan hasil kesuksesan beradaptasi dengan keadaan yang sulit atau pengalaman hidup yang sangat menantang, terutama keadaan dengan tingkat stres yang tinggi atau kejadian- kejadian traumatis. Seseorang dikatakan mempunyai resiliensi yang baik adalah ketika ia mampu mengatasi dan beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan

CARA MEMBENTUK RISILIENSI PADA ANAK

Kemampuan yang membentuk resiliensi antara lain adalah; Pertama adalah regulasi emosi, yaitu kemampuan untuk tetap tenang di bawah kondisi yang menekan. Emosi yang dirasakan oleh anak cenderung berpengaruh terhadap orang lain. Semakin kita terasosiasi dengan kemarahan maka kita akan semakin menjadi seorang yang pemarah Akan tetapi tidak semua emosi yang dirasakan oleh individu harus dikontrol. Tidak semua emosi marah, sedih, gelisah dan rasa bersalah harus diminimalisir. Hal ini dikarenakan mengekspresikan emosi yang kita rasakan baik emosi positif maupun negatif merupakan hal yang konstruksif dan sehat, bahkan kemampuan untuk mengekspresikan emosi secara tepat merupakan bagian dari resiliensi. Keterampilan yang dapat memudahkan individu untuk membantu meregulasi emosi, yaitu tenang  dan fokus serta mengontrol emosi yang tidak terkendali, menjaga fokus pikiran individu ketika banyak hal-hal yang mengganggu, serta mengurangi stres yang dialami oleh individu. Kedua adalah mampu mengontrol keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri. Ketiga, optimis yaitu yakin akan masa depan yang cerah yang dibarengi dengan usaha yang signifikan untuk mewujudkannya. Ketiga adalah analisis penyebab, yaitu kemampuan individu untuk mengidentifikasikan secara akurat penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi. Anak yang tidak mampu mengidentifikasikan penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi secara tepat, akan terus menerus berbuat kesalahan yang sama. Keempat, Empati, yaitu anak dilatih untuk memiliki kemampuan yang cukup mahir dalam menginterpretasikan bahasa-bahasa nonverbal yang ditunjukkan oleh orang lain, seperti ekspresi wajah, intonasi suara, bahasa tubuh dan mampu menangkap apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kemampuan berempati cenderung memiliki hubungan sosial yang positif. Ketidakmampuan berempati berpotensi menimbulkan kesulitan dalam hubungan sosial. Kelima ,  problem solving  adalah kemampuan  memecahan masalah yang baik. Keenam adalah kemampuan individu meraih aspek positif dari kehidupan setelah kemalangan yang menimpa . Banyak individu  yang tidak mampu untuk meraih aspek positif dikarenakan mereka telah diajarkan sejak kecil untuk sedapat mungkin menghindari kegagalan dan situasi yang memalukan. Harus menjadi perhatian anak yang seringkali memiliki rasa ketakutan terus menerus untuk mengoptimalkan kemampuan mereka


Islamic Green School adalah sekolah berbasis akhlaq, yang menekankan pembentukan risiliensi untuk survive dalam kehidupan nantinya . Dengan modal akhlaq, karakter kokoh dan kemampuan sesuai minat dan bakat maka riliensi adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa agar tidak mudah jatuh jika menghadapi kesulitan dan mudah bangkit dan bangkit lagi terus menerus untuk menggapai khalifah fil ardhi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar