Jumat, 29 Desember 2017
Kamis, 21 Desember 2017
Coming Soon - Talenta Center Bandung
Bismillahirohmanirohim
Talenta Center Bandung (Coming Soon)
Metro MTC Blok c7 Jl. Soekarno Hatta
Bandung Timur, Jawa Barat.
Senin, 18 Desember 2017
Rabu, 06 Desember 2017
Selasa, 05 Desember 2017
Kamis, 16 November 2017
Kamis, 12 Oktober 2017
Selasa, 03 Oktober 2017
Tanya Dokter Psikiater Anak & Remaja Online
Jika ada pertanyaan Tentang Psikiater Anak & Remaja Silahkan Kirim Ke Alamat Email
talentaanakspesial@gmail.com
Dengan Subject : Tanya Psikiater
(Pertanyaan langsung dijawab oleh Dokter Psikiater Anak & Remaja)
TOPIK :
ABK,
ADHD,
adhd center,
anak berbakat,
Anak Berkebutuhan Khusus,
austisme,
Deteksi Dini ADHD,
Dislexia,
gangguan bipolar,
psikologis anak,
talenta center,
talenta center parung
Senin, 02 Oktober 2017
PERBEDAAN PSIKIATER & PSIKOLOG
Dari Background Pendidikan
Psikiater : Tamat sekolah
kedokteran minimal 6 Tahun, lalu lanjut ambil program spesialisasi
Psikiatri selama minimal 4 tahun dan jika ingin mengambil
subspesialisasi bidang anak & remaja maka harus kelanjutkan kembali
pendidikan selama 2 tahun.
Psikolog : tamat Sarjana psikologi mininmal 4 Tahun. lalu lanjut ke profesi Psikologi selama minimal 2 tahun.
Bila Praktek, Seorang psikiater basicnya adalah dokter, sedangkan
Psikolog basicnya adalah sarjana psikologi & bukan dokter.
Sabtu, 23 September 2017
PERKEMBANGAN SOSIAL, KOMUNIKASI, DAN KOGNITIF MILESTONE SAMPAI USIA 1 TAHUN
Ayah bunda, bisa melakukan observasi untuk melihat apakah ananda
mengalami keterlambatan dalam komunikasi dan sosial atau tidak . Bagan
dbawah ini bisa membantu ayah bunda melakukan deteksi dini sekaligus
memberi stimulasi atau rangsangan kepada putra putrinya.
Jika ditemukan masalah dalam perkembangannya , maka secepat mungkin datang ke profesional untuk mendapatkan diagnosis yang tepat akan masalah yang dialami ananda. Jangan sekali -kali melakukan terapi tanpa mengetahui apa yang sebenarnya, sehingga upaya terapi atau penanganan dapat dilaksanakan bila sudah ada diagnosis yang mendekati ketepatan.
Diagnosis bisa saja berubah berdasarkan pengamatan awal yang ditetapkan oleh Profesional dibidangnya namun tidak akan jauh dari pola perkembangan anak. jadi tidak akan bermasalah dalam perkembangannya. Kegunaan diagnosis yang tidak kalah penting adalah menentukan prognosis atau tingkat keparahan gejala atau masalah yang dialami ananda kedepannya sehingga orangtua punya perencanaan yang tepat apa yang akan dilakukan terhadap putra/putrinya.
Jadi pastikan ananda ditangani oleh Tim yang tepat. Jangan sampai ananda menjadi korban akan janji -janji palsu yang tidak ada dasar ilmiahnya.
PERKEMBANGAN SOSIAL, KOMUNIKASI, DAN KOGNITIF MILESTONE SAMPAI USIA 1 TAHUN
Jika ditemukan masalah dalam perkembangannya , maka secepat mungkin datang ke profesional untuk mendapatkan diagnosis yang tepat akan masalah yang dialami ananda. Jangan sekali -kali melakukan terapi tanpa mengetahui apa yang sebenarnya, sehingga upaya terapi atau penanganan dapat dilaksanakan bila sudah ada diagnosis yang mendekati ketepatan.
Diagnosis bisa saja berubah berdasarkan pengamatan awal yang ditetapkan oleh Profesional dibidangnya namun tidak akan jauh dari pola perkembangan anak. jadi tidak akan bermasalah dalam perkembangannya. Kegunaan diagnosis yang tidak kalah penting adalah menentukan prognosis atau tingkat keparahan gejala atau masalah yang dialami ananda kedepannya sehingga orangtua punya perencanaan yang tepat apa yang akan dilakukan terhadap putra/putrinya.
Jadi pastikan ananda ditangani oleh Tim yang tepat. Jangan sampai ananda menjadi korban akan janji -janji palsu yang tidak ada dasar ilmiahnya.
PERKEMBANGAN SOSIAL, KOMUNIKASI, DAN KOGNITIF MILESTONE SAMPAI USIA 1 TAHUN
Usia (Minggu)
|
Sosial Afektif
|
Komunikatif
|
Kognitif
|
0-4
|
Melihat wajah caregiver
|
Membuat suara kecil, suara parau
|
Merespon terhadap suara
|
4-8
|
Tersenyum
|
Mengoceh spontan
|
Berekspresi terhadap suara
|
8-12
|
Mengenali ibunya
|
Satu huruf vokal
|
Melirik sesuatu yang ada di tangan
|
12-16
|
Tersenyum saat melihat wajah di cermin
|
Cekikikan (chukles)
|
Merespon terhadap hal yang membuat gembira
|
16-20
|
Menyadari suatu keadaan yang baru
|
Tertawa
|
Memasukan mainan/benda ke dalam mulut
|
20-24
|
Memperlihatkan perasaan tidak senang apabila
kehilangan mainan
|
Bersuara spontan
|
Tertarik dengan benda yang dilihat
|
24-28
|
Dapat berinteraksi
|
Mengikuti music atau lagu
|
Membanting benda
|
28-32
|
Memperlihatkan ekspresi cemas bila bertemu
orang asing
|
Dapat mengucapkan beberapa suku kata
|
Shakes
rattle
|
32-36
|
Mengikuti gerakan orang dewasa
|
Mengeluarkan kata tanpa arti “da”, “ba”
|
Bermain dengan dua mainan secara bersamaan
|
36-40
|
Waves
bye-bye
|
Mengucapkan kata “dada”, “mama” (tidak
speifik)
|
Mencari barang yang tertup sesuatu
|
40-44
|
Berhenti melakukan sesuatu apabila diperintah
|
Mengucapkan kata “dada”, “mama” (speifik)
|
Menggambungkan beberapa mainan
|
44-48
|
Bermainan di depan cermin
|
Mengucapkan satu kata selain “mama” dan
“dada”
|
Bisa memilih mainan yang di sukai
|
48-52
|
Mulai bermain bersama orang dewasa
|
Mengucapkan dua kata selain “mama” dan “dada”
|
Menggunakan krayon
|
Sumber : Volkmar R.F, Martin A. Essentials of Lewis’s Child and Adolescent Psychiatry. Lippincot
Williams and Wilkins. Philladelpia. 2011
TOPIK :
ABK,
ADHD,
adhd center,
AUTIS,
Autisme,
Deteksi Dini ADHD,
Dislexia,
sekolah alam bekasi,
sekolah alam bintaro,
talenta centar,
talenta center parung,
Terapi ABK
Selasa, 19 September 2017
CARA MENSTIMULASIKAN ANAK USIA 3-12 BULAN
1. MEMBANGUN KEDEKATAN
Menggendong dan memeluk anak, ajak anak berbicara, bersenandung dapat berupa lagu anak, shalawat (bagi yang muslim) atau puji-pujian bagi anak.
> Rangsang anak untuk menggapai benda tersebut. Ibu atau pengasuh utama dapat membuat gambar wajah dari karton
> kardus bekas yang bersih dan gambarlah wajah sederhana yang terdiri dari mata hidung dan mulut.
Tujuannya : Melatih penglihatan anak
6. MENENDANG-NENDANG
Jika anak sudah bisa duduk.Sandarkan anak pada diri anda,kemudian lakukan gerakan senam,misalnya pegang kedua lengan anak kemudian lakukan gerakan menyilang,akan lebih menyenangkan jika sambil diperdengarkan lagu anak-anak.
Tujuannya : Melatih anak untuk duduk,Jika anak terlihat siap untuk duduk.
Tujuannya : Melatih
gerak koordinasi tangan, kaki, dan mata
Tujuannya : Melatih
kemampuan anak untuk berdiri sendiri dan berjalan.
Menggendong dan memeluk anak, ajak anak berbicara, bersenandung dapat berupa lagu anak, shalawat (bagi yang muslim) atau puji-pujian bagi anak.
Tujuannya
: Membangun Ikatan antara anak dengan ibu atau pengasuh utama.
2. BERMAIN SAAT MANDI
- Pada saat memandikan anak, ibu atau pengasuh utama sebaiknya berbicara pada
anak setiap tindakan yang dilakukannya. Misalnya pada saat membasahi tubuh bayi
katakan ”nak...tubuhmu di basahi ya..” atau “di sabuni kakinya..”
-
Berikan kesempatan pada anak untuk bermain air. Baringkan anak sejenak dalam
bak mandi anak.
-
Pada saat anak di keringkan dengan handuk, ibu atau pengasuh utama dapat
menyebutkan setiap bagian anggota tubuh yang sedang di lap.
-
Pada saat ibu atau pengasuh utama memakaikan pakaian pada anak, ibu atau
pengasuh utama dapat memperkenalkan konsep kiri dan kanan “masukkan tangan
kananmu ya nak..”
-
Sesekali gosokkan sisir dengan lembut pada lengan anak.
Tujuannya:
- Membangun ikatan
lebih dekat dengan anak.
- Memberikan pengalaman
pada anak tentang basah dan kering, hangat dan dingin, serta licin dan kesat.
- Memperkenalkan konsep
atas dan bawah, kiri dan kanan, serta depan dan belakang.
- Mengenal bagian tubuh
3. 3. BERMAIN CILUKBA
- Baringkan anak dan ajaklah bermain
ci luk ba dan sesekali gelitiklah anak.
Tujuannya :
Memperkenalkan pada anak bahwa benda jika tidak terlihat akan selalu ada
4. 4. MENGENAL ASAL SUARA
-
Alat yang digunakan marakas dari botol air kemasan yang diisi oleh kerikil,
beras, dan biji-bijian. Bunyikan maraks tersebut di sekitar anak. Lakukan
kegiatantersebut hingga anka menoleh pada arah asal suara datang Ibu atau pengasuh utama dapat memanfaatkan bahan lain yang mengeluarkan bunyi
misalnya dari plastik kantong kresek, jentikan jari, tepukan, kerincingan, atau
berbagi benda yang dapat mengeluarkan bunyi-bunyian Rangsanglah anak untuk menggapai benda tersebut.
Tujuannya : Melatih
anak mencari arah datangnya suara
5. MELIHAT BENDA YANG BERGERAK
> Ayunkanlah benda
berwarna cerah dihadapan anak dengan perlahan dari kanan ke kiri dan arah
sebaliknya> Rangsang anak untuk menggapai benda tersebut. Ibu atau pengasuh utama dapat membuat gambar wajah dari karton
> kardus bekas yang bersih dan gambarlah wajah sederhana yang terdiri dari mata hidung dan mulut.
Tujuannya : Melatih penglihatan anak
6. MENENDANG-NENDANG
- Gantuglah beberapa benda
dengan seutas tali, misalnya kerincingan, kertas, kaos kaki anak, rangkaian
jepitan jemuran, roncean sendok plastik, roncean kancing, dsb.
Baringkan kemudian rangsang
kaki anak untuk menggapai benda tersebut dengan menepu-nepuk bagian telapak
kaki anak.
Tujuannya : Melatih
kekuatan otot dan gerak kaki anak.
7. DUDUK YUK
-
Baringkan bayi, kemudian letakkan jari pada telapak tangan anak, biarkan anak
menggenggam jari, kemudian tarik perlahan-lahan. Lakukan secara berulang-ulang
hingga bayi mau mengangkat badannya sendiri.Jangan paksakan jika anak belum mau
mengangkat dirinya sendiri.
Jika anak sudah bisa duduk.Sandarkan anak pada diri anda,kemudian lakukan gerakan senam,misalnya pegang kedua lengan anak kemudian lakukan gerakan menyilang,akan lebih menyenangkan jika sambil diperdengarkan lagu anak-anak.
Tujuannya : Melatih anak untuk duduk,Jika anak terlihat siap untuk duduk.
8. MENGENAL MAKANAN BARU
- Jika ingin memberikan
makanan tambahan atau memperkenalkan makanan baru pada anak,sebaiknya
makanan tidak dicampur aduk.
- Perkenalkan makanan satu
persatu tanpa perasa tambahan seperti garam dan gula.
- Tekstur makanan (lembek
kerasnya makanan) disesuaikan dengan kebutuhan usia anak.
Tujuannya :
Memperkenalkan rasa makanan baru
9. MERANGKAK DAN MERAYAP
- Jika anak sudah muai
merangkak dan merayap,letakkanlah beberapa benda dihadapan anak.
- Ibu atau pengasuh utama dan
anak merangkak bersama bermain kejar-kejaran.
- Jika memungkinkan sediakan
bantal dengan berbagai ukuran sehingga anak dapat memanjat bantal-bantal
tersebut.
- Letakan kardus besar yang
sudah di bersihkan,buka kedua sisinya seperti terowongan,ajak anak untuk
melintasi terowongan kardus tersebut.
10.
MERAMBAT
- Dekatkan anak pada
dinding,kursi atau meja yang stabil/ajeg. Berikan kesempatan anak untuk meraih
dinding, kursi atau meja.
- Kemudian rangsang anak
untuk merambat sepanjang tembok, kursi atau meja tersebut.
- Pastikan tidak ada benda
apapun diatas meja dan pilihlah kursi atau meja yang tidak memiliki sudut yang
tajam.
PELATIHAN PENDAMPING INDIVIDU BERKEBUTUHAN KHUSUS
Minggu, 17 September 2017
Keterampilan Pada Anak Retardasi Mental
DR. Dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K)
Psikiater Anak
Banyak pertanyaan dari orangtua , mengenai
kemajuan anaknya . Apalagi jika anaknya dengan Autisme . Pertanyaan yang sering
muncul adalah , kenapa anaknya lama perkembanganya , tidak seperti anak lain.
Apakah terapisnya kurang kurang pengalaman ya dok? Apakah penanganan anak saya
terlambat?
Pertanyaan tersebut seringkali muncul .
Biasanya saya akan mengatakan bahwa anak ibu
bukan saja di Diagnosis Autisme , tapi juga Retardasi mental atau yang sekarang
lebih dikenal dengan Global Developmental delay . Maka penanganan anak ibu
harus lebih ekstra , karena disamping Autisme juga mengalami Retardasi mental,
apalagi dengan retardasi mental . Sebaiknya orangtua tahu derajat retardasi
mental anaknya.
Saya biasanya menjelaskan kepada orangua pada
saat sesion konsultasi, jika orangtua bertanya mengenai perkembangan anaknya.
Tapi kebanyakan orangtua tidak siap menerima keadaan sesungguhnya dari anaknya
, maka seringkali mereka denila atau menyangkal, untuk itu lebih baik mulai
sekarang ayah bunda belajar untuk lebih mengenali ananda lebih jeli dan
intensif bertanya pada ahlinya . Ananda seharusnya mendapatkan penanganan yang
komprehensif .
Pelatihan Self-help, Keterampilan
Praktis dan
Keterampilan Sosial pada anak dengan retardasi mental atau global developmental delay
Anak normal mempelajari keterampilan hidup sehari-hari (makan, berpakaian, toilet training, dan keterampilan sosial seperti bermain, dan berinteraksi dengan orang lain) dengan mudah, yaitu dengan mengamati orang lain dan bimbingan orang dewasa. Tapi anak-anak dengan retardasi mental sering tidak mampu mempelajari keterampilan-keterampilan tersebut. Melalui upaya sistematis dan menggunakan teknik yang tepat, sangat mungkin untuk mengajar dan melatih mereka melakukannya. Tekhnik dengan modifikasi tingkah laku sangat berguna dan efektif dalam penatalaksanaan anak-anak dengan retardasi mental, termasuk di antaranya :
- Reinforcement positif dan pemberian reward: Memperhatikan, memuji anak dan memberikan beberapa hadiah seperti permen atau mainan setiap kali anak menunjukkan perilaku yang diinginkan atau berusaha untuk belajar, dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar.
- Modelling : Menunjukkan anak bagaimana cara melakukan sesuatu dan mendorong anak untuk memulai melakukan hal yang sama merupakan metode yang bagus untuk mengajarkan anak. Ini lebih baik daripada hanya secara lisan mengatakan atau menginstruksikan anak.
- Shaping: yaitu mengajarkan bentuk sederhana dari sebuah aktivitas yang rumit, kemudian secara perlahan menaikkan tingkat kesulitannya.
- Chaining: Sebuah kegiatan, seperti berpakaian, dapat dipecah menjadi beberapa langkah kecil yang berurutan. Anak dapat diajarkan keterampilan ini langkah demi langkah. Seringkali, back-chaining atau mengajarkan terlebih dahulu langkah terakhir dan kemudian mundur merupakan cara yang lebih efektif.
- Physical guidance : Jika anak tidak dapat belajar dengan cara modelling, ia dapat diajarkan dengan cara memegang tangan anak dan menunjukkan mereka bagaimana suatu hal dilakukan. Setelah pengulangan seperti itu, bimbingan secara fisik ini dapat perlahan-lahan ditarik sehingga anak belajar untuk melakukan tugas secara independen
MENGENALI TAHAPAN PERKEMBANGAN BICARA ANAK & DETEKSI DINI KELAMBATAN BICARA
DR. Dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K)
Psikiater Anak
Jika
perkembangan bahasa anak tidak sesuai dengan usia seperti tercantum dibawah
ini. Silahkan konsultasi.
Tahapan perkembangan bicara dan bahasa pada anak
normal.
Umur (bulan)
|
Bahasa reseptif
(bahasa pasif)
|
Bahasa ekspresif
(bahasa aktif)
|
1
|
Kegiatan anak terhenti akibat
suara
|
Vokalisasi yang masih
sembarang, terutama huruf hidup
|
2
|
Tampak mendengarkan ucapan
pembicara, dapat tersenyum pada pembicaraan
|
Tanda-tanda vokal yang menunjukkan perasaan senang, senyum sosial
|
3
|
Melihat kearah pembicara
|
Tersenyum sebagai jawaban terhadap pembicara
|
4
|
Memberi tanggapan yang berbeda terhadap suara bernada
marah/senang
|
Jawaban vokal terhadap rangsang sosial
|
5
|
Bereaksi terhadap panggilan namanya
|
Mulai meniru suara
|
6
|
Mulai mengenal kata-kata ”da da, papa, mama”
|
Protes vokal, berteriak kerana kegirangan
|
7
|
Bereaksi terhadap kata-kata naik, kemari, dada
|
Mulai menggunakan suara mirip kata-kata kacau
|
8
|
Menghentikan aktifitas bila namanya dipanggil
|
Menirukan rangkaian suara
|
9
|
Menghentikan kegiatan bila dilarang
|
Menirukan rangkaian suara
|
10
|
Secra tepat menirukan variasi suara tinggi
|
Kata-kata pertama mulai muncul
|
11
|
Reaksi terhadap pertanyaan sederhana dengan melihat
atau menoleh
|
Kata-kata kacau mulai dapat dimengerti dengan baik
|
12
|
Reaksi dengan melakukan gerakan terhadap berbagai
pertanyaan verbal
|
Mengungkapkan kesadaran tentang obyek yang telah akrab
dan menyebu namanya
|
15
|
Mengetahui dan mengenali nama-nama bagian tubuh
|
Kata-kata yang benar terdengar diantara kata-kata yang
kacau, sering dengan disertai gerakan tubuhnya
|
18
|
Dapat mengetahui dan mengenali gambar-gambar obyek yang
sudah akrab denganya jika obyek tersebut disebut namanya
|
Lebih banyak menggunakan kata-kata daripada gerakan
untuk mengungkapkan keingingannya.
|
21
|
Akan mengikuti petunjuk yang berurutan (ambil topimu
dan letakkan di atas meja)
|
Mulai mengkombinasikan kata-kata (mobil papa, mama
berdiri)
|
24
|
Mengetahui lebih banyak kalimat yang lebih rumit
|
Menyebut nama sendiri
|
TOPIK :
ABK,
ADHD,
adhd center,
austisme,
Deteksi Dini ADHD,
Dislexia,
gangguan belajar spesifik,
Gangguan kepribadian,
talenta centar,
talenta center,
terapi,
Terapi ABK
Langganan:
Postingan (Atom)